Senin, 16 Oktober 2017

PENENTUAN KERAPATAN DAN BERAT JENIS




LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PERCOBAAN 1
PENENTUAN KERAPATAN DAN BERAT JENIS


NAMA                                                : EKA PURNAMA NISA
NPM                                                   : 164101484010005
TANGGAL PRAKTIKUM               : 02 OKTOBER 2017
DOSEN PEMBIMBING                   : ADITYA MAULANA P.P, M. Sc, Apt.

LABORATORIUM KIMIA FARMASI
AKADEMI FARMASI ISFI
BANJARMASIN
2017

BAB 1
PENDAHULUAN
  I.       Latar Belakang
Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara massa (g) dengan volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml. Sedangkan Rapat jenis adalah perbandingan antara bobot janis sampel dengan bobot jenis air suling, jadi rapat jenis tidak memiliki satuan. Cara penentuan bobot jenis ini sangat penting diketahui oleh seorang calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot jenis kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan. Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya (Nana Januarti, 2008).
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer, neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Pengukuran dan perhitungan didiskusikan di buku kimia dasar, fisika dan farmasi (Martin, A., 1993).
  II.     Tujuan Praktikum :
1.    Menentukan kerapatan dan berat berbagai jenis zat
2.    Dapat mengetahui perhitungan nilai kerapatan dan berat jenis
3.    Dapat menentukan volume piknometer pada suhu




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori                                                               
Kerapatan dan berat jenis. Ahli farmasi sering kali mempergunakan besaran pengukuran ini apabila mengadakan  perubahan  antara massa dan volume. Kerapatan adalah  turunan  besaran  karena  menyangkut  satuan  massa  dan  volume.  Batasannya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik (gram/cm3) (Martin, A., 1993).
Kerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Misalnya, satu milimeter raksa raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya adalah 13,6 g/ml. Jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan bilangan abstrak. Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal.
Ø  Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan dari air
Ø  Zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat dari air (Ansel, 2006).
Kerapatan adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan volume. Batasannya adalah massa per satuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per centimeter kubik gr/cm3dan dilambangkan dengan notasi ρ. Berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dan suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Berat jenis (d) untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa volume air yang sama pada suhu 4° atau temperatur lain  yang tertentu. Notasi berikut sering ditemukan dalam pembacaan berat jenis 25°/25°, 25°/4°, 4°/4°. Angka pertama menunjukan temperatur udara air yang dimana zat ditimbang; angka di bawah garis miring menunjukkan temperatur air yang dipakai. (Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika, 2017)
Rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu obyek dengan volumenya.
d =
Suatu  sifat  yang  besarnya  tergantung  pada  jumlah  bahan  yang  sedang  diselidiki  disebut  sifat  ekstensif.  Baik  massa  maupun  volume  adalah  sifat-sifat ekstensif.  Suatu  sifat  tergantung  pada  jumlah  bahan  adalah  sifat  intensif.  Rapatan yang merupakan perbandingan  antara  massa dan volume, adalah sifat intensif. Sifatsifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti (Petrucci, R. H., 1985).
Kerapatan dibagi menjadi 3 yaitu :
1.      Kerapatan sesungguhnya.
Bahannya tidak masuk vold – vold dan pori – pori interpartikel yang lebih besar dari dimensi molekuler atau dimensi atomik kisi – kisi kristsl.
2.      Kerapatan granul.
Ditentukan dengan jalan pemindahan merkuri yang tidak menembus pada  tekanan – tekanan biasa di dalam pori – pori yang lebih kecil dari ± 10µ.
3.      Kerapatan serbuk.
Ditentukan dari volume bulk dan bobot dari suatu serbuk di dalam gelas ukur silindris. Sebagai intisari perbedaan antara 3 kerapatan (sesungguhnya, granul, serbuk) dapat lebih dimengerti dengan menggunakan dan mengembalikannya pada harga – harga resiproknya (kebalikannya) (Moechtar, 1989).
Specific gravity (bobot jenis) adalah rasio bobot zat baku yang  volumenya sama pada suhu yang  sama dan dinyatakan dalam  desimal. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku.Bobot jenis juga digunakan untuk mengubah pernyataan kekuatan b/b, b/v, dan v/v. Bobot jenis suatu  zat dapat dihitung dengan mengetahui bobot dan volumenya (Ansel, 2006).
Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis adalah bilangan murni atau tanpa dimensi, yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 4° C atau temperatur lain yang telah ditentukan. (Nana Januarti, 2008).
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer, neraca Mohr-Westphal, hidrometer dan alat-alat lain. Kerapatan padatan seringkali ditentukan dengan metode pemindahan cairan. Kerapatan tersebut adalah berat dari benda dibagi dengan berat cairan yang dipindahkannya, yakni kehilangan berat benda bila disuspensikan dalam suatu cairan yang sesuai. Untuk zat-zat padat yang tidak larut dalam cairan dan lebih berat dari cairan tersebut, bisa digunakan piknometer biasa untuk pengukuran (Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika, 2017).
Pengujian bobot jenis dilakukan untuk menentukan 3 macam bobot jenis yaitu :

1.        Bobot Jenis Sejati
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka dan tertutup.
2.        Bobot Jenis Nyata
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.
3.        Bobot Jenis Efektif
Massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang tebuka dan tertutup.
Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias). Kerapatan relatif merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat digunakan untuk pemeriksan konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan sediaan farmasi (Nana Januarti, 2008).




BAB III
METODE PRAKTIKUM
I.          Alat dan Bahan
A.    Alat :
1.    Piknometer
2.    Baskom
3.    Timbangan
4.    Termometer

B.     Bahan
1.    Aquadest
2.        Kloroform
3.    Es Batu
4.        Paraffin Solid
5.    Tissue
6.        Aseton
7.    Etanol
8.        Peluru

II.       Cara Kerja
Percobaan
A.    Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan dalam


Cara perhitungan :
Mis :    bobot piknometer + air            = a + b gram
            bobot piknometer kosong       =       a gram –
            bobot air                                  =       b gram
Dari tabel diketahui kerapatan air pada suhu percobaan =  ρair
Volume piknometer    =  volume air               =  b gram
                                                                            ρ gram ml-1 
                                                                        =    = Vp ml
B.     Penetuan Kerapatan zat cair (etanol, aseton, kloroform)
C.     Penentuan kerapatan peluru (zat padat yang kerapatannya > dari air)
Perhitungan :
Bobot piknometer + zat padat + air    = y                               gram
Bobot zat padat                                   = x                               gram
Bobot piknometer + air                       = (y – x)                      gram
Bobot air                                                         = (y – x – a)     gram
Bobot air yang ditumpahkan zat padat           = [b – (y – x – a)]        gram
                                                                        = (b – y + x  + a)         gram
Volume air yang ditumpahkan                        = volume zat padat
                                                                        = (b – y + x +a)     ml
                                                                                    ρair
Kerapatan zat padat                =                x                        gram ml-1
                                                   (b – y + x + a) / ρair
                                                =               x ρair      gram ml-1
                                                              (b – y + x + a)
*Catatan : zat cair yang digunakan harus zat cair yang tidak dapat melarutkan zat padat yang ditentukan kerapatannya.




D.    Penentuan kerapatan paraffin (zat padat yang kerapatannya lebih kecil dari air)





Daftar Pustaka
Alfren. Martin, 1990, Farmasi Fisika, UI Press : Jakarta.
Putra, Aditya M.P, Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika, edisi revisi. Banjarmasin, 2017
Ansel. C Howard, 2006,Kalkulasi Farmasetik, Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Januarti. Nana., 2008, PenetapanBobotJenisdanRapatJenis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universitas Hasanuddin: Makassar.
Moechtar, 1989, Farmasi Fisika, UGM Press : Yogyakarta.
Petrucci,  R.  H.,  1985,  General  Chemistry,  Principles  and  Application,  4th Ed.,  Collier  Mac Inc., New York.




BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN
Nama   : Eka Purnama Nisa
Tanggal : 02 Oktober 2017
NPM   : 16.4101.48401.0.005
Judul     : Pembuatan Kerapatan Dan Berat Jenis
A.       Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
Ø Bobot piknometer + air         = 81,1173 gram
Ø Bobot piknometer kosong    = 31,0518 gram
Ø Suhu awal                             = 27° C diturunkan 2° C => 25° C
Ø Bobot piknometer kembali   = 80,9170 gram
kesuhu awal
Bobot piknometer + air                     80,9170 gram
Bobot piknometer kosong                31,0518 gram  -
Bobot air                                           49,9012
Volume piknometer = volume air     =
                                                          =  = Vρ ml
                                                          =  = 49,9012
B.       Penetapan kerapatan zat cair (etanol, aseton, kloroform, eter)
1.    Aseton
Ø Bobot piknometer kosong    = 31,0518 gram
Ø Bobot piknometer + aseton  = 70,6339 gram
Ø Suhu awal                             = 26° C diturunkan 2° C => 24° C
Ø Bobot piknometer kembali   = 70,4228 gram
kesuhu awal
c = (70,4228 gram) – (31,0518 gram) = 39,407 gram
Vρ = 49,9012 ml
Kerapatan zat cair aseton   = 0,78970
2.    Etanol
Ø Bobot piknometer kosong    = 31,0518 gram
Ø Bobot piknometer + etanol   = 71,1319 gram
Ø Suhu awal                             = 26° C diturunkan 2° C => 24° C
Ø Bobot piknometer kembali   = 70,4904 gram
kesuhu awal
c = (70,4904 gram) – (31,0518 gram) = 39,4746 gram
Vρ = 49,9012 ml
Kerapatan zat cair aseton   = 0,79106  
3.    Kloroform
Ø Bobot piknometer kosong                = 31,0518 gram
Ø Bobot piknometer + kloroform         = 80,8974 gram
Ø Suhu awal                                         = 27° C diturunkan 2° C => 25° C
Ø Bobot piknometer kembali               = 80,2936 gram
kesuhu awal
c = (80,2936 gram) – (31,0518 gram) = 49,2778 gram
Vρ = 49,9012 ml
Kerapatan zat cair aseton   = 0,98751
4.    Eter
Ø Bobot piknometer kosong    = 31,0518 gram
Ø Bobot piknometer + eter       = 71,2627 gram
Ø Suhu awal                             = 27° C diturunkan 2° C => 25° C
Ø Bobot piknometer kembali   = 71,0207 gram
kesuhu awal
c = (71,0207 gram) – (31,0518 gram) = 40,0049 gram
Vρ = 49,9012 ml
Kerapatan zat cair aseton   = 0,80168
C.       Penentuan kerpatan peluru (zat padat yang kerapatannya > dari air)
Ø Bobot piknometer + peluru + air      = 81,5175 gram
Ø Bobot peluru                                     = 0,6191 gram
Ø Bobot piknometer + air                     = (81,5175 gram - 0,6191gram)
= 80,8984 gram
Ø Bobot air                                           = 49,8426 gram
Ø Bobot air yang ditumpahkan peluru = (49,9012 - 49,8426 gram)
= 0,0586 gram
Ø Volume air yang ditumpahkan         = volume zat padat
=  =
Ø Kerapatan zat padat                          =  = 10,5648 gram
D.       Penentuan kerapatan paraffin (zat padat yang kerapatannya > dari air)
Ø Bobot piknometer + zat padat + air              = 82,2012 gram
Ø Bobot padat (peluru+lilin)                            = 0,6433 gram
Ø Bobot piknometer + air                                 = 81,5579 gram
Ø Bobot air                                                       = 50,5421 gram
Ø Bobot air yang ditumpahkan peluru             = 49,9012 - 50,5421
= ­0,6409 gram
Ø Volume air yang tumpah                              = volume zat padat
=  = -1,0037 gram


PRAKTIKAN
DOSEN PEMBIMBING
EKA PURNAMA NISA
(...........................................)
LAMPIRAN

BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tentang penentuan kerapatan dan berat jenis. Kerapatan adalah massa per unit volumet suatu zat pada teamperature tertentu. Sedangkan berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok.
Alat yang digunakan yaitu piknometer, thermometer, baskom, tissue dan timbangaan. Piknometer digunakan untuk mencari bobot jenis. Tujuan piknometerr dikeringkan adalah untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Pengeringan Piknometer tidak boleh dikeringkan dengan menggunakan permanasan, karena piknometer dapat memuai dan nantinya dapat mempengaruhi pada saat penimbangan piknometer dan akan berpengaruh pula pada data percobaan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu aquadest, es batu, ethanol, paraffin, aseton, eter, kloroform dan peluru. Untuk kerapatan zat cair yaitu etanol, aseton, kloroform, eter bahan-bahan tersebut harus kita ketahui bobot zatnya untuk mengetahui volume piknometernya, peluru terlebih dahulu kita timbang untuk megetahui kerapatan zat padatnya, dan paraffin juga kita lakukan penimbangan antara (paraffin+peluru+piknometer) dan (paraffin+peluru+ pikinometer+air). Semua bahan tersebut harus kita ketahui kerapatannya sebagai syarat untuk kita melengkapi hitungan yang digunakan untuk mengahasilkan berat jenis tersebut.
Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir mudah menguap dan bersifat antiseptikum, jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang baik, baik yang ada diluar maupun yang ada didalam piknometer, kemudian dikeringkan hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Pengeringan piknometer tidak boleh dikeringkan dengan menggunakan pemanasan karena dapat memuai dan dapat mempengaruhi pada saat penimbangan  dan berpengaruh pada data percobaan dan hasil perhitungan bobot jenis piknometer ditimbang, kemudian pada timbangan analitik dalam keadaaan kosong setelah ditimbang lalu diisi dengan sampel mulai dengan aquadest sebagai pembanding kemudian nantinya dengan sampel yang lain. Proses pemindahan piknometer harus dengan menggunakan tissue agar tidak ada bahan lain yang menempel pada piknometer yang mengganggu data perhitungan. 
Kerapatan zat cair yang didapatkan :
a.         Etanol
0,79106 
b.        Aseton
0,78970
c.         Kloroform
0,98751
d.        Eter
0,80168
e.         Peluru
10,5648 gram
f.         Paraffin
-1,0037 gram

Faktor utama yang mempengaruhi kerapatan tidak sesuai dengan teoritis adalah piknometer yang tidak terlalu kering dan langsung digunakan untuk percobaan selanjutnya. Hubungan kemurnian dengan kerapatan dan bobot jenis adalah untuk menentukan kemurnian maka harus dicari dahulu kerapatan dan bobot jenisnya. Hubungan antara kerapatan dan kelarutan adalah semakin berat bobot jenis maka semakin susah larut. Pada pengerjaaan suhu diturunkan 2º C dari suhu awal kemudian dinaikkan lagi sampai kembali kesuhu awal, tujuan penurunan suhu sebanyak 2º C adalah jika suhu dibawah 2º C akan membeku dan bila diatas 2º C akan menguap. Semakin kecil angka kerapatan maka semakin rapat, begitu juga sebaliknya, misal 0,01 lebih rapat daripada 1. Persen (%) dalam kelarutan = kadar = jumlah zat yang terlarut. Semakin besar % kadar semakin kecil bobot jenis dan kerapatannya. Berat jenis sebanding dengan kerapatan, semakin kental maka semakin besar kerapatannya. Hasil minus (-) yang didapat pada percobaan disebabkan oleh termometer yang digunakan saat pengukuran suhu terlalu dalam dimasukkan kedalam piknometer sehingga banyak air yang tumpah. Benda lain yang dapat digunakan untuk menetukan paraffin tidak hanya peluru, boleh menggunakan benda lain asalkan padat, tahan terhadap paraffin dan muat dimasukkan kedalam piknometer.





BAB VI
KESIMPULAN
1.        Berat piknometer kosong 31,0518
2.        Volume piknometer yang didapatkan adalah 49,9012 ml
3.        Perbandingan kerapatan hasil percobaan dengan teoritis, yaitu :
No.
Nama Bahan
Kerapatan Secara Teoritis
Kerapatan Percobaan
1.
Aquadest
0,99602 g/ml
49,9012
2
Etanol
0,812 – 0,16 g/ml
0,79106 
3.
Aseton
0,789 – 0,792 g/ml
0,78970
4.
Kloroform
1,474 – 1,479 g/ml
0,98751
5.
Eter
0,714 – 0,718 g/ml
0,80168
6.
Peluru
10,5648 gram
7.
Paraffin
0,87 – 0,89 g/cm
-1,0037 gram

4.        Dalam percobaan kali ini ditemukan penyimpangan antara teoritis dengan hasil percobaan, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, yaitu :
a.         Adanya kontaminasi
b.         Kemurnian zat
c.         Suhu
d.        Proses penyimpangan
e.         Cara pengerjaan (tekanan yang diberikan saat pemasangan termometer)
f.          Kebersihan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar